|
Details |
|
Time : |
min |
US Gross : |
$ |
Rating : |
R |
Genre : |
Film
Indonesia |
Cast
: |
Ernest
Prakasa
Kelvin Anggara
Lala Karmela
Morgan Oey |
Director
: |
Ernest
Prakasa |
Rating
: |
3
stars (out
of 5) |
Etc.
: |
|
|
|
|
|
Ernest
(Kevin Anggara/Ernest Prakasa) tidak pernah memilih bagaimana ia
dilahirkan. Tapi nasib menentukan, ia terlahir di sebuah keluarga
Cina. Tumbuh besar di masa Orde Baru dimana diskriminasi terhadap
etnis Cina masih begitu kental. Bullying menjadi makanan sehari-hari.
Ia pun berupaya untuk berbaur dengan teman-teman pribuminya, meski
ditentang oleh sahabat karibnya, Patrick (Brandon Salim/Morgan Oey).
Sayangnya berbagai upaya yang ia lakukan tidak juga berhasil, hingga
Ernest sampai pada kesimpulan bahwa cara terbaik untuk bisa membaur
dengan sempurna adalah dengan menikahi seorang perempuan
pribumi.
Ketika kuliah di Bandung,
Ernest berkenalan dengan Meira (Lala Karmela). Meski melalui tentangan
dari Papa Meira (Budi Dalton), tapi akhirnya mereka berpacaran.
Dan kemudian menikah, dengan adat Cina demi membahagiakan Papa dan
Mama Ernest (Ferry Salim dan Olga Lidya)
Berhasil menikah dengan
perempuan pribumi ternyata tidak menyelesaikan pergumulan Ernest.
Ia mulai dirundung ketakutan, bagaimana jika kelak anaknya terlahir
dengan penampilan fisik persis dirinya? Lalu harus mengalami derita
bullying persis dirinya? Ketakutan ini membuat Ernest menunda-nunda
untuk memiliki anak. Bagaimana kelanjutan kisahnya? Simak selengkapnya
di NGENEST Kadang Hidup Perlu Ditertawakan
Written by cinema 21
Buy
this movie !
|